Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pulau Abang Berbasis Masyarakat

Minggu, Mei 30, 2010


Seberapa besarkah potensi wisata bahari di Pulau Abang dan sekitarnya ?

pertanyaan ini cukup menggelitik dan setelah dikaji ternyata di perairan P. Abang memiliki potensi terumbu karang yang sangat potensial untuk dijual sebagai objek wisata unggulan.

Keindahan dan keanekaragaman hayati ekosistem terumbu karang di perairan P. Abang tak kalah menariknya dengan yang ada di Bunaken atau Raja Ampat di wilayah Timur Indonesia itu. Malah di P. Abang ditemukan spesies karang yang langka yaitu blue coral yang tidak ditemukan di tempat lain dimana blue coral ini hanya hidup di perairan yang jernih dengan
kualitas air yang bagus.

Keberadaan atau umur terumbu karang ini sangat mudah untuk ditentukan karena pertumbuhannya berkisar 1 cm saja pertahun. Jadi, jika ada terumbu karang yang panjang atau besarnya 5 m maka ia telah dibentuk sejak 500 tahun yang lalu. Apa maknanya ? Bahwa Visit Batam 2010 telah lama dipersiapkan oleh Yang Maha Kuasa dengan keindahan terumbu karangnya.

Jika semua pihak sadar akan potensi yang menakjubkan ini sudah pasti tidak perlu mengeluarkan dana banyak untuk mencari dan mengembangkan objek wisata di Batam cukup dengan melirik dan serius mengembangkan potensi terumbu karang yang luar biasa yang sudah tersedia tersebut.

Kenapa berbasis masyarakat dalam pengembangan wisata bahari di P. Abang tersebut ?

Alasannya antara lain :
  1. Agar menjaga kelestarian terumbu karang yang ada tanpa ekploitasi besar-besaran yang hanya menilai investasi dengan tingkat return dan keuntungan yang kurang memperhatikan lingkungan.
  2. Pemberdayaan masyarakat pesisir dalam rangka peningkatan taraf hidup mereka sebagai mata pencaharian alternatif guna mengurangi tekanan terhadap ekosistem laut itu sendiri dari penangkapan (hunting) ikan selama ini.
  3. Melatih mental masyarakat pesisir dalam menjaga dan melestarikan terumbu karang sebagai objek yang dapat mensejahterakan mereka
  4. Program Coremap dan Pemerintah Kota Batam telah melatih masyarakat sebagai pemandu kegiatan penyelaman di daerah ini dengan sertifikasi penyelam.
  5. Home stay dan kelengkapan lain seperti kapal katamaran juga telah disiapkan oleh Coremap dan Pemko Batam
READ MORE - Pengembangan Potensi Wisata Bahari Pulau Abang Berbasis Masyarakat

Selamatkan Terumbu Karang, Sekarang!

Terumbu karang merupakan salah satu potensi sumber daya laut yang sangat penting di Indonesia. Sumber daya terumbu karang merupakan salah satu sumber pendapatan utama dan bagian dari hidup nelayan. Terumbu karang juga mempunyai nilai estetika sangat tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata yang dapat meningkatkan devisa negara. Secara fisik karang melindungl pantal dari degradasi dan abrasi.

Di samping itu terumbu karang mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai tempat memijah, mencari makanan, daerah asuhan dari berbagai biota laut dan sebagai sumber plasma nutfah serta merupakan sumber berbagai makanan dan bahan baku substansi bioaktif yang berguna dalam bidang farmasi dan kedokteran.

Fungsi terumbu karang yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai sarana pendidikan dan penelitian, karena itu dilihat dari nilai pentingnya terumbu karang tersebut, maka perlu adanya konservasi dan pengelolaan untuk menjaga dan memelihara ekosistem tersebut dan habitat yang berasosiasi di sekitarnya agar berada dalam kondisi yang baik.

Pengelolaan terumbu karang secara lestari dan berkembang sangat penting, artinya ekosistem terumbu karang yang sangat produktif dapat mendukung kehidupan nelayan setempat.

Jika habitat terumbu karang tidak diusik maka fungsinya akan optimal dan produksi ikan karang akan dapat dipanen secara berkesinambungan dan memberi keuntungan secara sosial dan ekonomi bagi masyarakat setempat di seluruh Indonesia untuk masa kini dan masa yang akan datang sejalan pembangunan nasional.

Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat kompleks dan produktif dengan tujuan dengan keanekaragaman jenis biota sangat tinggi. Indonesia merupakan pusat sebaran dari jenis karang yang ada di dunia. Variasi bentuk pertumbuhan karang di Indonesia sangat kompleks dan luas, sehingga dapat dipakai sebagai tempat tumbuh bagi biota yang lain. Karang membentuk kerangka kapur yang terdiri dari CaC03 dan di dalam polyp karang terdapat zooxanthella yang merupakan symbion karang. Zooxanthelia ini berupa algae bersel satu yang membantu dalam pembentukan kerangka kapur.

Pembentukan kapur ini sangat penting artinya dalam mengurangi jumlah karbon yang ada di udara. Karbon yang ada di udara akan diubah menjadi CaC03. Para pakar telah menghitung kemampuan karang mengambil karbon yaitu 111 juta ton/tahun yang ekivalen dengan 2 % dari seluruh karbon yang ada.

Diramalkan bahwa pada 50-100 tahun yang akan datang karang dapat menyerap 4 % dari jumlah karbon (C02) yang dilepas di udara, itu jika kondisi terumbu karang di dunia tidak mengalami kerusakan.

Secara umum terumbu karang hanya tumbuh di daerah tropis dan subtropis, oleh karena itu karang memerlukan kondisi tertentu untuk dapat tumbuh dengan baik seperti air yang jernih, dengan suhu antara 23-32 derajat celcius, dengan kedalaman karang dari 40 m. Salinitas yang optimum untuk pertumbuhan karang antara 32 - 36 % dengan pH 7,5 - 8,5.

Terumbu karang di Indonesia yang umum dijumpai adalah karang tepi (Fringing Reef), karang penghalang (Barrier Reef) dan karang cincin (Atoll). Karang tepi merupakan tipe karang yang paling umum dijumpai dan merupakan terumbu karang yang tumbuh di tepi pantai. Karang penghalang tumbuh sejajar dengan garis pantai dan dipisahkan oleh laut yang cukup dalam. Karang cincin merupakan tipe karang yang menyerupai cincin dengan goa di tengahnya.

Pemanfaatan terumbu karang yang kurang bijaksana dapat berakibat menurunnya kualitas terumbu karang. Kegiatan yang bersifat merusak antara lain penambangan karang untuk batu gamping dan bahan bangunan, penangkapan ikan dengan muroami, dan penggunaan bahan peledak, serta koleksi biota laut untuk hiasan dan penangkapan illo \"hib\" dengan kalium sianida (KCN).

Terumbu karang sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan baik yang bersifat fisik maupun kimia. Pengaruh itu dapat mengubah komunitas karang dan menghambat perkembangan terumbu karang secara keseluruhan. Kerusakan terumbu karang pada dasarnya dapat disebabkan oleh faktor fisik, biologi dan karena aktivitas manusia. Faktor fisik umumnya bersifat alami seperti perubahan suhu, dan adanya badai.

Faktor biologis seperti adanya pemangsaan oleh biota yang berasosiasi dengan terumbu karang seperti Bulu Seribu (Acanthaster olanci), sedangkan aktivitas manusia dapat berupa sedimentasi yang berasal dari penebangan hutan, penambangan karang, penangkapan berlebihan, pembangunan fasilitas, limbah industri, buangan kota dan rumah tangga, dan buangan minyak.

Mengkhawatirkan

Kondisi karang di Indonesia pada saat ini adalah 4% dalam kondisi kritis, 46% telah mengalami kerusakan, 33% kondisinya masih bagus dan kira-kira hanya 7 % yang kondisinya sangat bagus. Bertambahnya berbagai aktivitas manusia yarng berorientasi di daerah terumbu karang akan menambah tekanan dan sebagai dampaknya adalah turunnya kualitas terumbu karang. Jika kegiatan yang berhubungan dengan terumbu karang tidak segera dilakukan dengan baik maka persentase terumbu karang dengan kriteria kritis akan bertambah dengan cepat.

Pada saat ini pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah dan pihak swasta serta masyarakat masih sedikit sekali perhatiannya terhadap ekosistem terumbu karang dan habitat sekitar yang berasosiasi dengannya. Oleh karena itu pada saat ini dari segi pendidikan yang berwawasan lingkungan pada umumnya dan ekosistem terumbu karang pada khususnya perlu ditingkatkan. Program latihan dan pendidikan baik formal dan non formal perlu dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan pemanfaatan masyarakat dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya terumbu karang.

Konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu karang perlu segera dilakukan karena pada dewasa ini tekanan semakin bertambah besar dengan meningkatnya aktivitas pembangunan di wilayah pesisir. Terumbu karang di wilayah Timur Indonesia menjanjikan kesempatan untuk pengembangan wisata bahari. Tetapi perlu diingat bahwa sukses masa sekarang dalam memanfaatkan sumber daya karang dan kelangsungan hidup komunitas daerah pesisir dan usaha komersial yang berhubungan dengan terumbu karang akan tergantung dari kelangsungan hidup terumbu karang itu sendiri.

Melihat hal-hal tersebut serta besarnya peran terumbu karang, sebagai penyokong bagi biodiversity kelautan, maka membuat beberapa negara di dunia ini telah sepakat untuk berupaya terus melestarikan keseimbangan ekosistem karang. Sehingga ekosistem terumbu karang sebagai bagian penting dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui pengembangan paradigma, etika dan perilaku kehidupan individu, keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara, memiliki spirit yang handal untuk berkerjasama dengan berbagai pihak dalam mengelola ekosistem terumbu karang secara sistemik dan holistik, melampaui batas negara, suku, kelompok, agama, ras, dan sektor pembangunan memiliki kehandalan dalam penetapan hukum dan sosialisasi penaatan hukum di bidang lingkungan.

Belum Sadar

Berbagai praktek pemanfaatan sumber daya alam yang hanya memperhatikan keuntungan jangka pendek, seperti penangkapan ikan dengan bahan peledak dan beracun, penangkapan yang berlebihan, kegiatan wisata yang merusak, kegiatan pembangunan baik di darat maupun di laut yang tidak memperhatikan kelestarian ekosistem ini, serta terjadinya konflik penggunaan di dalam pemanfaatannya memperlihatkan masih rendahnya kesadaran masyarakat mengenai manfaat ekosistem ini.

Rendahnya kesadaran masyarakat akan berakibat rendahnya peran serta dari masyarakat dalam upaya pengelolaannya hal ini tercermin tidak adanya swakarsa masyarakat setempat, misalnya untuk menentukan daerah reservat perikanan yang dilindungi agar menjadi sumber bibit bagi lingkungan sekitarnya.

Terjadinya konflik kepentingan dalam pemanfaatan sumber daya terumbu karang selain mencerminkan pemikiran yang bersifat sektoral, juga kurangnya kesadaran dan pengetahuan mengenai manfaat dan fungsi terumbu karang dari para pengambil keputusan.

Kegiatan di darat dan di laut yang tidak memperhatikan kelestarian ekosistem ini mencerminkan juga kekurangtahuan masyarakat (pengambil keputusan dan pengusaha) akan hubungan kait mengait antar ekosistem. Pengusaha pariwisata dan wisatawan juga karang menyadari manfaat dan fungsi terumbu karang.

Pembangunan fisik fasilitas wisata bahari serta kegiatan wisatawan seringkali jarang memperhatikan kelestarian terumbu karang yang justru merupakan aset utama kegiatan tersebut.

Harus Tegas

Masyarakat setempat memegang peran penting di dalam kegiatan konservasi dan pengelolaan kawasan terumbu karang. Mereka hidup di atau dekat dengan kawasan terumbu karang dan mata pencahariannya sebagian besar tergantung pada sumber daya di sekitarnya. Pemanfaatan sumber daya terumbu karang dengan cara yang dapat membahayakan ekosistem terumbu karang akan merugikan masyarakat setempat.

Penegakan hukum secara tegas harus diterapkan terhadap perusak terumbu karang. Dengan memperhatikan hal-hal di atas jelas diperlukan usaha penangkapan kesadaran dan peran serta masyarakat penguna dan pemanfaat ekosistem terumbu karang. Hal serupa tidak kalah pentingnya dilakukan terhadap para pengambil keputusan.

Kawasan Konservasi Terumbu Karang

Secara umum, konservasi ekosistem terumbu karang di Indonesia telah dijalankan melalui upayaupaya pengembangan kawasan konservasi laut, antara lain melalui penunjukan penetapan kawasan suaka alam (Cagar Alam Laut dan Suaka Margasatwa Laut) dan kawasan pelestarian alam (Taman Nasional Laut dan Taman Wisata Alam Laut).

Kawasan Suaka Alam mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis karang dan satwa beserta ekosistemnya, serta sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan. Di dalam Kawasan Suaka Alam ini dapat dilakukan kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan yang menunjang, khusus untuk Suaka Margasatwa dan dapat pula dilakukan kegiatan wisata terbatas.

Kawasan Pelestarian Alam mempunyai fungsi sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Di dalam Kawasan Pelestarian Alam ini dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata alam dan kegiatan lain yang menunjang budidaya. Melalui program pengembangan kawasan konservasi laut di Indonesia, pemerintah telah mencanangkan seluas 30 juta hektar perairan laut Indonesia sebagai kawasan konservasi laut yang kemudian dikelola sesuai dengan masing-masing fungsi kawasan yang telah ditetapkan tersebut!

Dengan adanya penetapan seluas tersebut, diharapkan telah dapat mewakili semua sumber daya alam laut dan tipe ekosistem yang ada di seluruh Indonesia.

Sumber: Laman (Webside) Menlh.go.id, diakses tanggal 30 Mei 2010

READ MORE - Selamatkan Terumbu Karang, Sekarang!

Indonesia Siapkan Pembangunan Museum Kelautan

Pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk membangun museum kelautan di Jakarta. Museum ini menurut rencana akan menjadi tempat penyimpanan barang muatan kapal tenggelam yang memiliki nilai sejarah tinggi.

Pembangunan Museum kelautan ini kini masih menunggu dukungan dar ilembaga dunia bidang pendidikan dan kebudayaan (UNESCO).

Menteri Kelautan dan perikanan Fadel Muhammad usai peringatan ke-50 tahun Komisi Oseanografi Antar Pemerintah(IOC) di Sanur Bali menyatakan pemerintah kini sedang melakukan pendekatan dengan UNESCO. Dimana pemerintah berharap UNESCO bersedia membantu pendanaan pembangunan Museum Kelautan Indonesia.

“Apakah nantinya UNESCO bisa mensponsori kita untuk membangun sebuah museum marine di Indonesia dan museum ini saya rencanakan dibangun di Jakarta dan bekerjasama dengan museum internasional” tegas Fadel Muhammad.

Menteri Kelautan dan perikanan Fadel Muhammad menegaskan dengan adanya rencana pembangunan museum kelautan, maka pelelangan dan penjualan terhadapharta karun di perairan Indonesia tidak lagi menjadi tujuan utama.

Dimana kini pemerintah juga sedang mempertimbangkan adanya penyelesaian dengan parainvestor dan peserta lelang harta karun perairan Indonesia agar tidak mengalamikerugian yang tinggi.(mlt).

Source : http://www.beritabali.com/index.php?reg=&kat=&s=news&id=201005100002
READ MORE - Indonesia Siapkan Pembangunan Museum Kelautan

Peneliti LIPI Deny Hidayati, Salah Seorang Wanita Terinspiratif 2010

Salah seorang di antara delapan penerima penghargaan Wanita Terinspiratif 2010 dari Ibu Negara Any Yudhoyono pada 30 April lalu adalah Deny Hidayati. Peneliti LIPI itu telah bekerja keras membuat buku serial pesisir-laut untuk siswa SD sampai SMA.

KETIKA menceritakan pengalamannya menerima penghargaan dari ibu negara di Plaza Senayan itu, wajah Deny Hidayati berbinar. Dia terpilih sebagai Wanita Terinspiratif kategori pendidikan.

''Saya terima kabar lewat telepon. Diberi tahu bahwa saya masuk dalam jajaran calon penerima penghargaan Wanita Terinspiratif 2010,'' katanya ketika ditemui di kantornya, Pusat Penelitian Kependudukan (P2K) LIPI, Kamis lalu (6/5). ''Saya kaget,'' tambahnya.

Wanita berambut sebahu itu sama sekali tidak menyangka menjadi salah seorang peraih penghargaan. Namun, dia bangga. Sebab, peraih penghargaan tersebut diseleksi dari 100 wanita dari seluruh wilayah di Indonesia, kemudian diciutkan menjadi 39 orang.

Penghargaan dibagi menjadi delapan kategori. Salah satunya kategori pendidikan. Informasi tersebut, kata perempuan berkacamata itu, sangat kurang. ''Kan saya juga pengen tahu, kenapa kok saya yang dipilih dari kategori pendidikan. Siapa tahu, ada yang lebih hebat dan berprestasi. Seperti yang kita tahu, populasi wanita di Indonesia itu lebih dari 50 persen,'' paparnya.

Dia mengaku minder ketika disandingkan dengan tujuh pemenang penghargaan lainnya. ''Bayangkan, ada yang berdedikasi dan punya prestasi hebat di bidang lingkungan. Ada juga seorang bidan yang concern dengan autisme. Mereka semua hebat-hebat,'' ujarnya.

Namun, Deny juga hebat. Perempuan kelahiran 11 April 1967 itu mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk mengam panyekan pelestarian lingkungan, khususnya habitat dan ekosistem laut. Lewat jalur edukasi, dia beserta timnya membuat serial buku pesisir dan laut untuk tingkat SD, SMP, serta SMA. Berkat kiprahnya itu pula, tahun lalu Deny juga meraih Indonesia Berprestasi Award.

Paket bukunya yang diberi nama Serial Buku Pesisir dan Laut Kita merupakan buku pendidikan kelautan terlengkap di Indonesia saat ini. Semua buku tersebut telah divalidasi Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional (Puskur Kemendiknas). ''Tujuan validasi adalah agar buku tersebut bisa diimplementasikan di sekolah-sekolah kawasan pesisir yang menjadi target kami,'' jelas Deny.

Selain menyusun buku paket, dia merancang pelatihan untuk guru-guru di kawasan pesisir. Sebab, mayoritas guru di daerah tersebut tidak punya bekal pengetahuan yang cukup tentang kelautan.

Mengapa memilih menggarap pesisir? ''Minimnya informasi dan pengetahuan tentang potensi daerah pesisir bakal berakibat pada perusakan habitat dan ekosistem laut,'' kata sarjana pertanian itu.

Perempuan 49 tahun tersebut mulai concern terhadap pendidikan wilayah pesisir pada pertengahan 1990-an. Dia bersama timnya di LIPI menggarap program nasional penyelamatan terumbu karang di Indonesia, Coremap (Coral Reef Rehabilitation and Management Program). Kala itu, yang menjadi prioritas adalah penyadaran ma syarakat (public awareness).

Deny beserta timnya giat mengampanyekan pelestarian terumbu karang lewat media. Salah satunya melalui iklan layanan masyarakat. Fase pertama Coremap selesai pada akhir 1990-an. Fase kedua tidak lagi ditangani LIPI, melainkan dialihkan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan. LIPI kembali melakukan fungsi penelitian dan penyedia informasi.

Berkaca pada fase pertama, wanita asli Palembang, Sumatera Selatan, itu menilai target penyadaran masyarakat cukup berhasil. Iklan layanan masyarakat besutan LIPI banyak dikenal. Bahkan, tim LIPI berhasil mendapatkan penghargaan internasional atas program public awareness tersebut.

Namun, program itu tidak memberikan efek kesadaran yang berlangsung lama. ''Waktu ada iklan, ingat. Tapi, setelah iklannya tidak tayang lagi, ya lewat begitu saja,'' ujar Deny.

Karena itu, dia memilih jalur edukasi sebagai cara paling tepat untuk membuat program penyadaran masyarakat berkesinambungan.

Alumnus The Australian National University itu membidik sekolah. ''Program akan sustained kalau masuk jaringan sekolah,'' ungkap Deny yang mempelajari ilmu ekologi manusia untuk pendidikan S-3-nya itu.

Tidak menunggu lama, begitu fase pertama program berakhir, Deny yang menjabat koordinator edukasi Coremap tersebut bersama timnya merancang program pelatihan bagi para guru di kawasan pesisir. Program itu berjalan, namun belum merata. ''Selain belum sistematis, materinya masih sporadis,'' jelas wanita yang tinggal di kawasan Benhil itu.

Dia lantas menggandeng rekan-rekannya di Pusat Penelitian Oceanografi. Sebab, Deny bukan ahli kelautan. Dia adalah seorang insinyur pertanian. Bersama rekan-rekannya, dia merancang pelatihan untuk guru dengan materi yang lebih padat serta lengkap.

Inti pelatihan pendidikan kelautan, selain materi, adalah proses pembelajaran yang menye nangkan (joyful learning). ''Jadi, kami merancang materi dan cara mengajar yang menye nangkan. Dengan demikian, murid tidak mudah bosan karena pembelajaran kebanyakan dilakukan di luar ruangan dengan memanfaatkan benda sekitar,'' paparnya.

Setelah paket pelatihan guru, Deny langsung beralih pada paket buku yang digunakan para murid. Awal 2000, dia mulai membuat buku. Agar bisa diimplementasikan di sekolah, buku-buku tersebut divalidasi oleh Puskur Kemendiknas.

Pada 2006, Deny dan timnya me-launching paket serial Buku Pesisir dan Laut Kita untuk tingkat SD lengkap dengan buku panduan gurunya. Disesuaikan dengan usia anak SD, buku itu dibuat semenarik mungkin de ngan warna-warna cerah serta ilustrasi yang beragam. Dua tahun kemudian, giliran paket buku SMP dan SMA dirilis. Pada 2010, Deny merilis buku-buku tambahan semacam glossary.

Semua buku tersebut bisa diperoleh secara gratis, tapi khusus untuk daerah pesisir. ''Untuk Indonesia Timur, ada tujuh kabupaten, sedangkan di Indonesia Barat delapan kabupaten. Semua sudah mendapat pelatihan dan menerima paket buku tersebut,'' jelasnya.

Kini, paket buku itu diserahkan sepenuhnya kepada Kemendiknas. Paket buku tersebut tidak dijual bebas. Karena itu, Deny berharap ada tindak lanjut dari Kemendiknas. ''Ya mungkin diterbitkan dalam bentuk e-book atau semacamnya,'' katanya.

Deny bersyukur kini mulai banyak sekolah di kawasan pesisir yang mengajukan permohonan pelatihan pendidikan kelautan. Bahkan, di beberapa kabupaten, pendidikan kelautan sudah menjadi mata pelajaran muatan lokal. ''Saya yakin, ke depan semakin banyak kaum akademisi di kawasan pesisir yang sadar akan kebutuhan edukasi tentang kelautan,'' ujarnya. (*/c5/cfu)

Source : http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=132854




READ MORE - Peneliti LIPI Deny Hidayati, Salah Seorang Wanita Terinspiratif 2010

Kontes Inovator Muda 5 Dimulai,..


READ MORE - Kontes Inovator Muda 5 Dimulai,..

 
 
 

TENTANG FORKOM

FORKOM KOMUNIKASI MASYARAKAT PENCINTA TERUMBU KARANG merupakan wadah komunikasi diantara masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pelestarian ekosistem terumbu karang, COREMAP dengan komponen penyadaran masyarakat telah berupaya mengkampanyekan berbagai program kepada masyarakat luas. Selengkapnya

TRANSLATE POST

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Forkom Komunitas