GANGGANG UNTUK BERSIHKAN AIR DARI LIMBAH NUKLIR

Senin, April 04, 2011

Ganggang bisa jadi solusi untuk bersihkan limbah nuklir setelah bencana, seperti bencana di Fukushima, Jepang

Pada saat pertemuan American Chemical Society di Anaheim, California, Amerika Serikat, ilmuwan dari Northwestern University di Evanston, Illinois, mengutarakan kalau ganggang Closterium moniliferum punya kemampuan menghilangkan isotop radioaktif strontium dari air. Ganggang tersebut menyimpan strontium dalam bentuk kristal yang terbentuk dalam struktur subseluler.

Masalahnya, hasil limbah reaktor atau pencemaran akibat kecelakaan juga mengandung bahan lain, seperti kalsium dan kalsium yang dihasilkan jumlahnya bisa mencapai 7 miliar kali lipat dibandingkan strontium. Ukuran strontium dan kalsium yang serupa membuat keduanya makin sulit dipisahkan.

Ganggang C. moniliferum sebetulnya tidak tertarik pada strontium. Ganggang yang mudah ditemukan ini tertarik pada barium. Tapi, ciri strontium yang berada antara kalsium dan barium membuat strontium membuat C. moniliferum juga mengakibatkan strontium mengkristal.

Strontium merupakan salah satu isotop berbahaya karena bisa masuk ke dalam tulang, sumsum, darah, dan jaringan lain. Radiasi yang dipancarkannya bisa menyebabkan kanker. Radioisotop itu baru akan berkurang setelah 30 tahun. "Itulah yang membuat strontium merupakan salah satu ancaman utama," kata Minna Krejci yang melakukan penelitian.

Krejci belum melakukan pengujian daya tahan ganggang saat ada aktivitas radioaktif. Tapi Krejci optimis ganggang dapat bertahan cukup lama untuk menghilangkan strontium karena proses pembersihan berlangsung cepat. "Pengkristalan berlangsung dalam waktu 30 menit sampai 1 jam," katanya.





READ MORE - GANGGANG UNTUK BERSIHKAN AIR DARI LIMBAH NUKLIR

PULAU DAUR ULANG DARI SAMPAH PLASTIK





Pulau sampah di lautan akan disulap menjadi pulau daur ulang

Ide untuk memanfaatkan sampah plastik di lautan dan mengubahnya menjadi sebuah pulau mandiri dicetuskan Ramon Knoester, seorang arsitek Belanda. Knoester bersama firma arsitekturnya Whim Architecture, berencana untuk membangun pulau berukuran 10 ribu kilometer persegi yang dapat dihuni manusia dan bahkan dapat digunakan untuk bercocok tanam.

Knoester dan timnya memang belum dapat memastikan berapa banyak sampah plastik yang mereka butuhkan sebelum akhirnya dilebur menjadi dasar pulau yang mengapung. Menurut Koestner, perlu waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkan seluruh sampah plastik di samudera Pasifik karena tak ada yang tahu pasti berapa banyak puing-puing plastik yang mengapung di sana.

Ide Koestner ini kemudian dikaitkan dengan pulau sampah Pasifik (Great Pacific Garbage Patch), sebuah jalinan sampah plastik dengan ukuran yang diperkirakan mencapai dua kali luas negara bagian Texas, Amerika Serikat (luas Texas adalah 696.241 kilometer persegi). Sumber sampah yang membentuk pulau yang berlokasi di Samudera Pasifik Utara ini 80 persen berasal dari daratan dan 20 persen dari kapal yang berlayar dan sebagian besarnya berupa plastik.

Oleh karena itu, ide pulau daur ulang ini disebut-sebut sebagai salah satu solusi kreatif untuk membersihkan dan memanfaatkan sampah plastik yang ada di laut. Salah satu sumber menyebutkan tiga tujuan pengembangan proyek ini yaitu, membersihkan lautan dari sampah plastik, membangun sebuah pulau, dan membentuk sebuah habitat mandiri yang terbarukan.

Knoester bersama timnya merancang pulau daur ulang ini layaknya Venesia, di Italia. Kanal-kanal akan digunakan sebagai penunjang mobilitas penduduknya. Rumput laut dan toilet kompos nantinya akan dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah yang ada di pulau tersebut sehingga dapat digunakan untuk bercocok tanam. Sedangkan sumber energinya mengandalkan sinar matahari dan gelombang laut untuk menghasilkan listrik. Dengan demikian, pulau daur ulang ini bisa mandiri dan tidak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.

READ MORE - PULAU DAUR ULANG DARI SAMPAH PLASTIK

 
 
 

TENTANG FORKOM

FORKOM KOMUNIKASI MASYARAKAT PENCINTA TERUMBU KARANG merupakan wadah komunikasi diantara masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pelestarian ekosistem terumbu karang, COREMAP dengan komponen penyadaran masyarakat telah berupaya mengkampanyekan berbagai program kepada masyarakat luas. Selengkapnya

TRANSLATE POST

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Forkom Komunitas