Mengembalikan Terumbu Karang di Samudra Hindia

Kamis, September 26, 2013

Enam puluh persen terumbu karang di dunia terancam, juga akibat pemanasan global. Di kepulauan Seychelles berlangsung proyek rehabilitasi mencangkok karang sehat pada terumbu yang di ambang ajal. 


Para penyelam kembali naik ke permukaan air lewat tengah hari. Satu per satu, mereka naik ke atas kapal yang berlabuh dekat pulau kecil di samudra Hindia. Sudah dua kali mereka menyelam hari itu, setiap kali selama satu setengah jam.

Di perairan kepulauan Seychelles itu mereka membersihkan apa yang disebut “lahan pembibitan karang”, sejejeran tali-temali dan jaring pada pipa-pipa yang terpancang di dasar laut. Pada tali-tali dan jaring itu tumbuh 10 jenis terumbu karang.

David Derand yang pertama naik ke atas kapal, memimpin tim ini. Terumbu karang bagaikan rumah bagi ikan dan melindungi pantai dari erosi, tapi bisa mati karena kekurangan oksigen atau makanan. "Kerang yang tumbuh menjamur, bersaing dengan karang," jelas Derand, "Karena itu kami berusaha menyingkirkannya.” Kala menyelam, tim ilmuwan itu menyikat bersih setiap bagian tali dan jaring itu.
 
Karang yang pulih

 
David Derand, koordinator proyek di Seychelles

Karang yang dibibitkan itu diambil dari terumbu karang yang berhasil pulih dari proses pengelantangan seputar 1998. Ketika itu, El NiƱo menyebabkan pemanasan air laut khususnya di samudra Hindia. Hal itu menyebabkan gangguan pada proses fotosintesis karang dan mengubah jaringan selular karang menjadi transparan. 15 persen terumbu karang di dunia berada di perairan ini. Proses pengelantangan bisa membunuh sekawasan besar.

Menurut laporan World Resources Institute pada tahun 2011, sekitar 75 persen karang terumbu dunia terancam oleh ancaman global seperi perubahan iklim dan pengelantangan, dan dampak aktifitas manusia sperti polusi dan penangkapan ikan yang berlebihan.

Derand berharap karang yang dibibitnya lebih resisten terhadap ancaman, karena berhasil pulih setelah mengalami pengelantangan.
 
Fase berikut: pencangkokan 

Setelah 12 bulan, karang yang telah membesar itu dicangkokan di terumbu karang yang di ambang ajal. Derand bersama timnya baru dua kali melakukan pencangkokan, yang pertama kali pada bulan Desember 2012.

Kat, seorang relawan Inggris berusia 26 tahun bercerita bahwa pencangkokan pada terumbu karang tampaknya berhasil. Ikan-ikan sudah kembali bermukim di sana. Proyek penyelamatan terumbu karang ini berlangsung selama tiga tahun, dan berlandaskan apa yang disebut "konsep berkebun".

Seperti surat berantai, konsep yang dipelopori Pusat Oseanografi di Israel ini diteruskan ke kelompok-kelompok lain di berbagai negara. Kepada Deutsche Welle, Derand mengatakan, "Kami berusaha membantu alam, tapi nantinya alam harus bisa pulih sendiri.“

Selain dari turisme, penduduk kepulauan Seychelles bergantung pada laut untuk kelanjutan hidupnya. DW.DE
READ MORE - Mengembalikan Terumbu Karang di Samudra Hindia

Spesies Terumbu Karang Mirip Bunga Kamboja Ditemukan di Bali

akamboja

Ada kabar baik bagi para penggemar keindahan bawah laut. Spesies baru terumbu karang kembali ditemukan di kawasan perairan Bali. Euphylia baliensis sp., demikian spesies baru terumbu karang yang ditemukan dalam sebuah penelitian untuk memetakan potensi kelautan Bali yang dilaksanakan sejak tahun 2011 lalu.

Euphylia Baliensis memiliki bentuk yang sangat unik, mirip seperti bentuk bunga kamboja. Seperti diketahui, bunga kamboja merupakan salah satu jenis bunga yang seringkali diidentikkan dengan Bali. Euphylia baliensis memiliki beberapa karakter morfologi yang berbeda dengan jenis karang lainnya dari genus euphyllidae. E. baliensis memiliki corallites yang relative lebih kecil (dengan diameter rata-rata 3mm), dengan cabang yang lebih kurus, pendek dan sedikit terklasifikasi. Memiliki tentakel yang tumpul, berwarna merah gelap hingga cokelat dengan bagian dasar berwarna agak kehijauan ujung berwarna krem.

Jenis karang baru ini hanya dijumpai pada kedalaman 27 – 37 meter di perairan sekitar Padangbai-Candidasa, di Kabupaten Karangasem, Bali. # Info Unik, Menara-FM.com 
READ MORE - Spesies Terumbu Karang Mirip Bunga Kamboja Ditemukan di Bali

Sulut Berharap Nelayan Ikut Menjaga Terumbu Karang


DKP Sulut Berharap Nelayan Ikut Menjaga Terumbu Karang
ilustrasi

Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Utara (Sulut) berharap, nelayan ikut menjaga kelestarian terumbu karang sebagai penyanggah kehidupan. "Manfaat terumbu karang sangat banyak baik dari sisi ekonomis maupun ekologis," kata Kepala DKP, Ronald Sorongan di Manado, Kamis.
    
 Dia mengatakan, dari sisi ekonomis, terumbu karang menyediakan stok ikan yang dikonsumsi nelayan pesisir atau masyarakat luas ketika dibawa ke pasar, sementara dari sisi ekologi menjadi benteng penyanggah daratan apabila terjadi air pasang.
     
"Terumbu karang telah menjadi sumber pangan bagi masyarakat pesisir yang ada di belahan dunia. Bahkan apabila dikalkulasi sekitar 500 juta menggantungkan kehidupan bagi sumberdaya yang disediakan terumbu karang," katanya.
    
Karena itu menurut dia, nelayan yang setiap hari dekat dengan laut dan terumbu karang hendaknya menggunakan cara-cara lestari untuk menjaga kesinambungan peran terumbu karang, dengan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang merusak.
    
Sebab menurut dia, di beberapa tempat nelayan menggunakan bahan peladak untuk menangkap ikan yang tak hanya merusak karang juga memusnahkan ikan-ikan kecil serta biota laut lainnya sebagai penyedia nutrisi ikan.
    
"Ada juga yang sengaja menempatkan jangkar atau menggunakan zat kimia untuk mengambil ikan yang bersembunyi di sela-sela karang. Nah ini sangat berbahaya karena butuh waktu lama untuk recovery atau tumbuh tunas baru apabila rusak," katanya.
    
Karena itu dia mengharapkan, nelayan bermitra dengan pemerintah dalam menjaga kelestarian terumbu karang, apalagi telah ada bantuan-bantuan untuk pengembangan ekonomi nelayan penangkap, pengolah atau budidaya di setiap kabupaten dan kota. "Salah satunya dengan memberikan perahu bermesin bagi nelayan sehingga mereka boleh melaut lebih jauh," katanya.(ant) TRIBUNMANADO.CO.ID



READ MORE - Sulut Berharap Nelayan Ikut Menjaga Terumbu Karang

 
 
 

TENTANG FORKOM

FORKOM KOMUNIKASI MASYARAKAT PENCINTA TERUMBU KARANG merupakan wadah komunikasi diantara masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pelestarian ekosistem terumbu karang, COREMAP dengan komponen penyadaran masyarakat telah berupaya mengkampanyekan berbagai program kepada masyarakat luas. Selengkapnya

TRANSLATE POST

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Forkom Komunitas